Buku Tamu

Minggu, 01 April 2012

On A Day Like Ago


Teronggok...

Begitulah nasib sebuah keranjang basket di pekarangan rumah. Jika dianalogikan, pastilah dia menangis sejadi-jadinya, meminta sang empu menghargainya; menjadikannya dia seperti dulu lagi - Ingin dipuji, diperhatikan, dan dipakai.

Jika melihatnya tanpa berselimut debu dulu, saya teringat ketika keranjang jelek ini membantu mewujudkan apa yang ingin saya capai ketika SMA. Menjadi pemain basket profesional.

Ya, saya pernah masuk di dunia itu. Membuat saya terasa hidup di dua sisi. Di satu sisi banyak memberikan saya kejutan, sedang di sisi yang satunya membuat saya berpikir tentang sebuah perjuangan.

Banyak pula cerita pahit kadang manis terjadi di lapangan. Saya juga ingat benar suasana sebelum pertandingan dimulai, suara gemuruh tepuk tangan serta teriakan penonton yang ricuh terbesing terus sampai memekakkan telinga. Kadang saya mendengar dua pelatih saya, Mas Mamung dan Mas Yanuar teriak dan marah jika tim kami tidak defense maupun offense dengan benar.

Saya juga sangat ingat suasana ketika bertanding di lapangan. Keringat mengucur di pelipis mata, derap kaki para wanita perkasa di lapangan, serta rasa sakit di bagian tertentu akibat tubrukan dengan sesama jenis. Hemm, akankah saya bisa kembali ke masa itu (lagi)? Benar-benar rindu, saya rindu bermain basket.

Note:

Ada yang mau main man to man dengan saya sekarang? Call me soon! Hehe.

Minggu, 25 Maret 2012

My Idol Isn't Your Idol

Saya benar-benar mengidolakan orang-orang yang dibawah ini. Saya mengidolakan semangat, harapan, karya, dan impian yang mereka punya.So, Cekibrot. :)

1. Fernando Alonso

Pembalap F1 asal Spanyol favorit saya dan alasan kenapa saya menyukai F1 sampai sekarang. Pembalap yang pertama kali saya lihat dengan berjuta talenta, dengan gaya balapannya yang khas. Saya jatuh cinta pada pandangan pertama ketika beliau masih di tim renault dan head to head dengan Om Schumi di GP Spain 2006. Singkatnya, I like him at the first sight. Dua kali WDC tetap membuat beliau rendah hati. Sempat pula Alonso terseok-seok menuju impiannya untuk bertandang ke Ferrari. Walau impian itu harus melalui berbagai macam gelembung ketidakberuntungan, mulai dari dianaktirikan sampai masalah mobil yang kurang kompetitif. Tapi mimpi itupun akhirnya tercapai berkat kegigihan dan kerja keras beliau.


ALO at Ferrari


2. Keane


Keane adalah band asal Inggris. Personilnya terdiri dari Tom Chaplin, Tim Oxley, Jesse Quin, dan Richard Hughes. Instrumen utama band ini beda dari band yang lain, yaitu piano. Pertama kali mengenal lagu mereka yaitu di radio dan lagu yang pertama yang menohok hati saya adalah This is the last time. Suara Tom yang khas, dan alunan piano Tim membuat hati ini enggak karuan rasanya. Lagu mereka enak didengar, apalagi album masterpice mereka: Hopes and Fears. Sungguh karya yang luar biasa bagi saya. Semenjak itu saya ngefans dengan Keane dan punya semua lagu mereka sampai sekarang.




3. Chris Mc candless

Mungkin belum banyak yang tahu siapa Si Chris ini. Dia merupakan petualang sejati. Alex bercita-cita ke Alaska kemudian hidup sendiri tanpa ada orang lain disekitarnya. Menariknya, saat itu dia seumuran dengan saya! Kata-kata yang paling saya suka si Alex:

"Happiness only real when shared..." Kebahagiaan hanya akan nyata bila dibagi..

Tapi hidupnya tak seindah yang dibayangkan. Karena ketidaktahuan akan akar kentang liar, dia maeninggal karena racun yag ada dalam akar kentang liar itu. Saya mengagumi Alex karena semangat, perjalanan ketika dia menuju ke Alaska. Betapa senangnya ketika merasa sendiri di alam liar tanpa ada orang di sekitar kita.

Kehidupan Chris sudah dibukukan oleh Jon Krakauer lho, dan bahkan ada filmnya.

Jangan salah paham dulu mengenai postingan ini. Saya nulis ini sekadar iseng belaka. Dan ini diluar konteks saya mengidolakan Nabi Muhammad sebagai manusia nomor 1/ yang paling keren versi saya.hehehe.

Senin, 12 Maret 2012

Wo Mein Freund?

Sahabat itu seperti sebuah tunas yang tumbuh serta mengalami kejutan-kejutan dan kemalangan-kemalangan bersama sebelum ia berhak disebut dengan persahabatan. Dengan bertumbuh, dia nya akan berusaha menghasilkan daun-daun lebat dan ranting yang kokoh. Menganalogikan dengan tunas, apakah hidup bisa seperti itu. Semakin saya dewasa dan tambah usia, akankah saya memiliki sahabat-sahabat yang mengerti saya? Saya rasai mereka sudah memudarkan memori silam yang indah dan entah sekarang memori itu berada dimana. God n I only know.





~Catatan diwaktu musim penghujan sambil menatap taman~

Solo,
12 Maret 2012

Selasa, 14 Februari 2012

Lab Life (Part 1- End)


Beginilah kerjaan saya jika mendekati ujian akhir semesteran. Berangkat pagi buta, jika sudah sampai kampus lalu ke pak satpam ambil kunci, then nongkrong seharian di lab. Dan kegiatan mengoreksi pun dimulai.

.1st day.
Saya mulai meng-on kan para kompi yang berjejer baris seakan mau perang melawan saya. Dan jurus-jurus ampuh pun saya kerahkan. Target dua hari harus selesai ngoreksi, batin saya. Dan ini baru hari pertama. Hah!
Yah, tebak asal nebak, otak saya mulai mumet dan mengalami frustasi tingkat kurcaci. Buku tugas mahasiswa pun belum saya sentuh sekalipun. Padahal tumpukan menggunung itu sudah hampir lumutan di tangan sang lumut.

.2nd day.
Yah, 75% akan rampung hari ini. Saya seperti seorang cacing kegirangan yang dapat jackpot di tanah lendut. Dan kerjaan tinggal melaporkan hasilnya pada kumendan, ya pada ibu-ibu dosen.
Fighting!


Lab yang sepi..

Sabtu, 28 Januari 2012

Fallin In Love

Seorang gadis yang setiap harinya menggunakan kereta sebagai teman keduanya. Rute-rute kereta juga sudah tidak asing baginya. Susana stasiun, orang berlalu lalang, tiba, pulang dan pergi. Dirinya pun juga begitu. Ya, seorang mahasiswi UGM jurusan seni, tiba-tiba saja lupa bahwa hari sabtu ini, pergelaran proyek 6 minggunya disetujui oleh dosen. Tapi, karena terlalu asik dia pun terlambat untuk ke galeri. Dia berlari menuju kereta yang dituju. Tanpa sengaja dia menabrak seorang penjaga lalu lintas penumpang kereta. Sodikin namanya. Segala peralatan jatuh, si penjaga lalu menolongnya. Saling bertatapan mata. Yeah, she fallin in love at the first sight.

......
Malam itu dia mengajakku ke stasiun. Begitu romantisnya, mengajak ke tempat yang paling indah untuk melihat bintang. Ya, saat itu adalah langit yang paling terang dalam minggu ini. Aku diajak menaiki anak tangga belakang kereta. Dia memegang tanganku, menjaga supaya aku tidak terjatuh dan tetap punya keseimbangan. Dan akhirnya aku sudah tiba di atas atap kereta. Menatap langit, angin sepoi sepoi menghempas rambutku dengan lembut. Aku duduk dan bersandar di pundaknya, kembali lagi menatap langit penuh bintang.

........
Sudah 1 tahun tidak bertemu dia. Lagi-lagi di stasiun, mempertemukanku dengannya. Sambil mengenakan baju seragam yang biasa dia pakai, baju berwarna hitam tampak lekukan tubuh atletisnya di balik seragam itu. Kutatap dia dari jauh, lalu ku berlari kemudian memeluknya erat. Sanggat erat.

Tiba-tiba bumi bergoncang dengan hebat. Bapak membangunkan dan mengagetkan saya.
"Nduk, wes esuk. wancine subuhan.." (Nak, sudah pagi. Saatnya sholat subuh..)
Ah, ternyata cuma mimpi. But a nice dream. haha.

Jumat, 27 Januari 2012

Dreams

Ini adalah seputar mimpi-mimpi saya.

1. Mendaki Gunung
Sudah lama saya mengimpikan menjadi seorang backpacker lalu melakukan berbagai petualangan seru . Adalah Chris McCandless/ Alexander Supertramp dan Soe Hoe Gie, dua bacpacker yang mengiming-iming pikiran saya sampai sejauh ini. Entah karena usia mereka yang kala itu sama dengan umur saya saat ini. Mereka punya jiwa idealis, jiwa seorang agent of change, merasa ingin membuat perubahan di dunia dengan cara dan pemikiran sendiri, yang pengen saya miliki. Pemikiran mereka sulit untuk dipahami oleh orang lain.
Saya juga suka pengalaman hidup mereka, terutama Alex. Saya paham mengapa si backpaker ini berkelana ke Alaska. Alex bosan pada dunia yang stagnat, seperti saya.
"Aku ingin berpetualang, menemukan sebenarnya diriku. Aku ingin mendaki gunung, melewati empat musim di tempat yang berbeda, menjamah daerah dan bertemu orang-orang asing yang tak kukenal, menyusuri sungai berarus deras lalu bermain-main air disana, kedinginan di tempat dimana tak seorangpun tahu betapa ganasnya alam. Pokoknya, aku hanya ingin berpetualang dan bertahan..." Tita

2. DSLR
Pertama kali saya menyukai fotografi adalah ketika SMA. Waktu itu , entah dimana, saya melihat seorang kakak. kakak itu keren sekali. Tangannya membawa kamera yang dulu saya anggap kamera kuno, padahal itu kamera paling update kala itu. Dari situ, gara-gara kakak keren yang cuma megang kamera, saya jadi penasaran lalu mencari hal-hal yang berbau fotografi. Akhirnya sekarang ini saya sangat hobi dengan potret memotret. Walau memiliki DSLR belum kesampaian, tapi masih ada camdig yang menemani saya. kata orang: Foto bisa tercipta dengan bagus karena ada man behind the lens-na yang berbakat. Bukan jenis kameranya. *kata-kata saya*

3. Naek Haji
Mau nangis rasanya kalo saya sholat kemudian tertunduk waktu ruku' lalu melihat ka'bah nan megah di sajadah. Banyak angan-angan dan pertanyaan: kapan saya bisa kesana, mencium hajar aswad, melihat makam nabi Muhammad, de es be.