Buku Tamu

Rabu, 20 Mei 2009

Batik

Warisan budaya nan Elok...


Batik

Siapapun pasti sudah kenal dengan batik. Batik seperti yang saya tahu, merupakan hasil budaya bangsa Indonesia yang indah, yang tidak ada duanya di muka bumi ini. Hehe...

Batik adalah sehelai wastra/ kain yang dibuat secara tradisional, beragam hias pola-pola tertentu, yang pembuatannya menggunakan teknik celup rintang dengan malam atau lilin batik sebagai bahan perintang warna.

Batik sangat terkenal terutama di Kota Solo, tempat kelahiran saya. Buktinya ada desa yang khusus membuat serta menjual berbagai macam batik. Desa Kauman namanya – desa yang disebut sebagai central penghasil batik terbesar di Indonesia. Jika mampir ke Solo, jangan lupa juga mengunjungi PGS (Pusat Grosir Solo) dan batik Danar Hadi. Mulai dari pakaian, celana, dan berbagai macam sandang yang bermotif batik, semuanya ada. *Wah, promosi promosi...*
Oleh karena itu, saya sangat bangga jadi wong Solo asli.

Dulu, sewaktu SMA saja, sekolah saya mempunyai pelajaran khusus membatik. Tujuannya sama, yaitu supaya melestarikan dan memperkenalkan batik kepada remaja. Saya diajar mulai dari cara membatik, memakai canthing, sampai proses pembuatan batik itu sendiri. Ternyata membuat batik itu sungguh memakan proses yang panjang dan sulit. Walau sulit, karya batik saya di pajang di pameran sekolah lho. Haha..

Lalu, apa inti dari postingan ini?
Saya mengajak sodara semua supaya mencintai dan melestarikan hasil budaya (terutama batik) kita sendiri. Nggak mau kan, batik diklaim sebagai warisan budaya negara lain?

Minggu, 17 Mei 2009

When Shoutmix Become My Enemy

Mempunyai shoutmix di blog mungkin menjadi hal yang wajib bagi blogger. Shoutmix memudahkan blogger melakukan komunikasi dengan blogger lain dalam bentuk kesan dan tulisan. Selain itu, blogger bisa mudah bertukar link. Aktivitas blog walking pun menjadi sering dilakukan.

Tapi jangan mengiyakan dulu pendapat saya di atas. Tak selamanya shoutmix membantu blogger. Gara-gara shoutmix, komputer saya mati suri selama seminggu ini.

Begini awal ceritanya.

Hari itu saya mendapat komentar baru di shoutmix. Sebagai blogger pemula saya merasa lumayan senang. Itu tandanya blog saya payu, paling tidak, pernah di buka oleh pengguna internet. Tapi saking saya ke-pede-an, kesenangan itu berubah seketika menjadi kesedihan berarti. Tiba-tiba saja di layar komputer muncul banyak windows hasil dari blog yang saya buka itu lalu nge-hang. Damn.
Alhasil, mati deh komputer saya.

Setelah kejadian tragis itu, saya masih saja fly. Komputer seperti heroin bagi saya. Jika tak menyentuhnya sehari saja, badan ini mulai greges-greges. Saya bisa mati gaya. Hehe...

Sudah bisa ditebak, itu akibat dari ulah virus. Saya jadi teringat percakapan di radio Prambors Solo yang membahas virus komputer. Menurut narasumbernya, virus bisa datang ke blog yang memiliki banyak link. Kebanyakan virus yang berkebangsaan Indonesia biasanya menggunakan nama-nama gaul dan teknologi. Persis dengan kasus saya dan blog yang saya buka itu berbau teknologi. Apes apes... Akhirnya uang seratus ribu hilang sudah untuk memperbaiki komputer saya.

Selasa, 12 Mei 2009

Anak Indonesia Melek IT

Kejadian ini sudah berlangsung tiga bulan lalu atau mungkin lebih, saya lupa tepatnya kapan.
Sebagai mahasiswi semester empat saya tidak pernah lepas dari tugas yang diharuskan untuk mencari sumber di internet. Dan inilah sejentik kisah yang saya dapat di sebuah warnet dekat kampus.

Air conditioner alias AC di warnet yang saya kunjungi lumayan sejuk mengingat udara di luar ruangan sangat panas. Saya pun mulai nge-net untuk mencari tugas sambil membuka situs pertemanan saya pula - sambil menyelam minum air, hehe.

Sekitar sepuluh menit berada di komputer urutan nomor empat, saya mendapati segerombolan anak sekitar kelas lima sekolah dasar, tiba-tiba masuk ke dalam warnet dengan wajah polos. Mereka duduk dua dua di tempat yang masih longgar dan kebetulan di depan saya berada.

Dan kamu tahu apa yang mereka lakukan?

Ya, sambil kaki yang menggantung-gantung karena kursi yang terlalu tinggi, mereka asik mem-browsing! Tak hanya itu saja yang mereka lakukan. Berlagak seperti orang dewasa pada umumnya, mereka nge-net nyambi sms-an entah dengan siapa, serta sambil menikmati sekaleng coca-cola dingin pula. *Nikmat tenan, cah!* Cocok untuk udara panas begini, minum yang dingin-dingin. Dasar kelakuan anak jaman sekarang...

Ilustrasi gambar: diperagakan oleh model

Lalu saya berpikir, apa saja yang mereka buka di situs internet ya? Dalam benak saya, mungkin mereka membuka atau mencari gambar-gambar kartun atau hal-hal yang disukai anak kecil normal. Tapi saya khawatir. Tanpa ditemani orang yang lebih tua dari mereka, bisa saja mereka membuka situs-situs yang dilarang untuk dibuka oleh anak seumuran mereka. Bayangkan jika mereka membuka-buka gambar syur atau porno, bisa berabe deh. Who know!? Dan lumayan kaget pula saya tahu bahwa mereka juga memiliki hape berkamera. Bahkan hape saya kalah bagus dari hape mereka.

Memang hal yang menarik untuk dibahas. Apakah orang tua mereka tidak memfilter kebutuhan anak mereka yang notabene masih precil dan belum pantas menggunakan alat-alat super canggih seperti itu? Oleh karena itu, peran orang tua memang sangat penting di jaman edan seperti sekarang. Orang tua harus bertindak sebagai agent of change terhadap anaknya. *Kok tugasnya seperti mahasiswa ya?*

Saya mulai tidak konsen dengan pencarian tugas saya sendiri. Pikiran saya selalu tertuju kepada anak-anak itu. Sesekali saya memandang mereka dan memalingkan pandangan ke arah lain jika mereka ganti melihat saya. Sayang... saya tidak punya foto mereka saat membrowsing disana. Hape saya masih monophonic kawand!