Buku Tamu

Sabtu, 29 November 2008

Percikan Malam

Moonlight

Langit hitam kelam. Sesekali bulan mulai nampak kembali. Kadang-kadang saja tertutup diselumuti awan diikuti hilangnya cahaya halo disekitarnya. Jangkrik-jangkrik pun tak ada yang mengerik. Sungguh malam yang sunyi...

Kebiasaan yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Dengan melihat langit saya bisa mengubah suasana hati. Ya, suasana baru seperti malam ini. Sunyi senyap. Tak sadar saya tersungkur dalam kedamaian dan hanyut dalam sebuah pemikiran. Betapa Maha Besar Allah SWT telah menciptakan tempurung langit sedemikian rupa, bumi dan seisinya. Dan betapa kecilnya saya sebagai makhluk ciptaan-Nya.

Saya masih tetap duduk juga, di kursi tamu di teras rumah – sendiri. Melihat langit seraya berbalut dinginnya malam. Dingin sampai menyusup tulang dan sendi. Badan saya tak berani bergerak. Cuma kaki yang sebentar-sebentar mengetuk-ngetuk lantai memberi secuil irama malam. Mata saya memandang langit kembali, angan-angan saya melayang lagi – entah kemana.

-----


Tidak ada komentar: